Rabu, 17 Desember 2008

MUHAMMAD HATTA, S.Pd.I Calon Wakil Rakyat Pandeglang Dari Partai Bulan Bintang, Caleg DPRD Propinsi Banten Dapil Kab. Pandeglang.

Ditulis pada Desember 17, 2008 oleh Badrut Tamam Gaffas

Bismillahirrahmanirrahiim,

[Bulan Bintang Media – Lumajang] Propinsi Banten merupakan salah satu wilayah basis atau lumbung suara bagi Partai Bulan Bintang, karenanya PBB bertekad All Out dalam menghadapi Pemilu 9 April 2009 Mendatang salah satunya dengan mempersiapkan para vote getter serta caleg-caleg yang handal dan potensial dalam meraih simpati dan dukungan masyarakat.


Mohammad Hatta, S.Pd.I merupakan salah satu kader terbaik Partai Bulan Bintang yang tengah meniti langkah perjuangan politik sebagai calon anggota DPRD propinsi Banten. Hatta saat ini berprofesi sebagai Konsultan Hukum Bisnis di kantor Ralph Utama & Co. Law Firm serta aktif sebagai Wartawan Media Cetak “Depok Post”.

Mohammad Hatta tidak sebatas mensosialisasikan visi , misi serta khittah perjuangan Partai Bulan Bintang, ia juga bersemangat membumikan slogan partai “:Istiqomah Perjuangkan Syariat – Bermanfaat Bagi Rakyat” . Nama Hatta di belakang namanya juga bermakna semangat dan cita-citanya untuk menegakkan tiga pilar dalam setiap langkah dan perjuangan politiknya yakni Keislaman – Kebangsaan dan Kerakyatan.

Berikut Biodata Caleg Mohammad Hatta, S.Pd.I

Mohammad Hatta Lahir di Pandegelang, 21 April 1981, berdomisili di Kampung .Cikeusik Rt. 02/01 Desa Cikeusik, Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandegelang, Banten

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri Cikeusik 1, Pandegelang Banten, Tamat Tahun 1993
2. MTs Pondok Pesantren Darul Iman, Pandegelang Banten,Tamat Tahun 1997
3. MA Pondok Pesantren Al-Ishlah Menes, Pandegelang Banten, Tamat Tahun 2001
4. Fakultas Study Islam Jurusan Kependidikan Islam, Progam Studi Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Djuanda Bogor, Tamat Pada Tanggal 27 Juli 2005

Pengalaman Organisasi :

1. Pengurus Besar HIMMA PAI Indonesia Departemen Seni Budaya Tahun 2002-2003
2. Pengurus Keluarga Mahasiswa Banten (KMB) Wilayah Bogor, Departemen
3. Kedaerahan Tahun 2002-2003
4. Ketua Umum HIMMA PEI Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Study Islam
5. Universitas Djuanda Bogor Tahun 2003-2004
6. Aktif di Seni ” TEATER Lentera” Univaersitas Djuanda Tahun 2001-2005

Pengalaman Kerja :

1. Penyiar Radio RAKAMUDA 93, 35 FM (Radio Kampus Universitas
2. Djuanda) Bogor 2001- 2004
3. Wartawan Media Cetak “Depok Post” Aktif 09 April 2006 – Sekarang
4. Para Legal di kantor Ralph Utama & Co Law Firm (Consultan Hukum Bisnis) 14 April 2007 – Sekarang

Kontak / Silaturrahim

Telp : 081908623531
E-mail : hatta_mohamad@yahoo.com

Blog : http:// mohammadhatta.blogspot.com

Melalui tulisan ini saya menghimbau kepada pembaca sekalian yang kebetulan memiliki keluarga, kerabat, saudara, sahabat dan teman yang berdomisili di Propinsi Banten khususnya daerah pemilihan Kabupaten Pandeglang dan sekitarnya untuk mereferensikan Partai Bulan Bintang (Nomor 27) dan merekomendasikan Mohammad Hatta, S.Pd.I sebagai jembatan perjuangan politik pada 9 April 2009 mendatang.

Pandeglang BANGKRUT ( heru’s Blog)

Pandeglang BANGKRUT

Setelah Lehman brother, Bank Indover, dan Industri otomotif AS mengalami kebangkrutan, maka sebentar lagi akan ada satu kabupaten di indonesia yang akan mendaftarkan kebangkrutan sesuai dengan chapter 11.

Menurut saya, ada beberapa langkah yang dapat dilakukakan untuk mengatasi kebangkrutan, yang pertama adalah meniru seperti yang dilakukan pemerintahan mega untuk menutup defisit, yaitu menjual aset kabupaten seperti carita, alun-alun, atau gunung karang kepada pihak swasta, yang kedua adalah mengajukan bailout senilai jutaan dollar kepemerintahan pusat seperti yang dilakukan AIG, GM, FORD,dll. dan skenario paling buruk adalah kabupaten di sekitar pandeglang yang mempunyai kondisi keuangan yang baik seperti serang dan cilegon atau tanggerang mengakusisi kabupaten pandeglang, sehingga nantinya pandeglang merger dengan serang atau cilegon, atau bisa jadi bagian daerah persemakmuran tangerang.

Kebangkrutan ini sebagai akibat dari “Politik Carmuk” yang dilakukan oleh bupati pandeglang yang ganteng itu, Dimyati Nata Kusumah.


Jika DPR menyepakati bahwa harga beras miskin perkilogramnya adalah Rp. 1600, maka Dimyati mengatakan bahwa harga beras miskin dipandeglang adalah gratis. Dan sebagai akibatnya hutang kabupaten pandeglang di bulog numpuk.


Menurut Keputusan Mendagri Nomer 15 tahun 1996, biaya pembuatan KTP sebesar-besarnya adalah Rp.3000, maka Dimyati mengatakan bahwa pembuatan KTP dipandeglang gratis, ujung-ujungnya, kabupatan pandeglang mempunyai utang ratusan juta kepihak suplier blanko KTP, sehingga kini orang pandeglang tidak bisa lagi bikin KTP. Karena suplier tidak mau lagi ngutangin blanko KTP ke kabupaten pandeglang.

Kebaikan Dimyati tidak hanya itu, sesuai perda yang dibuat oleh Dimyati, barang siapa orang pandeglang yang meninggal, maka kabupaten akan memberikan uang ta,ziah sebesar satu juta rupiah per orang. Entah mengapa, ternyata orang yang mati dipandeglang banyak sekali, dana yang disiapkan sebesar 5 milyar habis, dan sekarang program itu kini tidak berjalan karena biaya tidak ada.

Jika sebelumnya orang yang mau menikah di kabupaten pandeglang harus membayar Rp. 100.000,00 ke KUA, maka Dimyati mengatakan, biaya menikah dipandeglang gratis, maka cepat-cepatlah anda menikah sebelum blangko surat nikah habis, dan anda yang berada dikabupaten pandeglang tidak bisa menikah.


Lebih jauh lagi ternyata saat ini, pemda pandeglang sudah tidak mampu lagi membayar tagihan listrik, wah gimana neh, hayo turun ke jalan, mengobarkan kembali semangat perjuangan kita seperti saat menjadi mahasiswa, saya libur dari tanggal 25 des -5 jan, siapa yang mau ikut.

Selasa, 02 Desember 2008

Senin, 01 Desember 2008

Mengapa kita membaca AlQuran meskipun kita tidak mengerti satupun artimya?

Why do we read Quraan, even if we can ' t understand a single Arabic
word ?


Mengapa kita membaca AlQuran meskipun kita tidak mengerti satupun
artinya ?

This is a beautiful story :

Ini suatu cerita yang indah :

An old American Muslim lived on a farm in the mount ai ns of eastern
Kentucky with his young grandson. Each morning Grandpa wakeup early sitting at the kitchen table reading his Quran.


Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di
suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu
lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan
membaca Quran di meja makan di dapurnya.

His grandson wanted to be just like him and tried to imitate him in
every way he could. One day the grandson asked, "Grandpa! I try to
read the Qur ' an just like you but I don ' t understand it, and what
I do understand I forget as soon as I close the book. What good does
reading the Qur ' an do?"


Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba
untuk menirunya dalam cara apapun semampunya. Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur ' An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur' An?

The Grandfather quietly turned from putting coal in the stove and
replied, "Take this coal basket down to the river and bring me back a
basket of water."


Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di tungku pemanas sambil berkata , " Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan ai r."

The boy did as he was told, but all the water leaked out before he got
back to the house.


Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi
semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

The grandfather laughed and said, "You ' ll have to move a little
faster next time," and sent him back to the river with the basket to
try again. This time the boy ran faster, but again the basket was
empty before he returned home.


Kakek tertawa dan berkata, "L ain kali kamu harus melakukukannya
lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sung ai dengan
keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi
tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah.

Out of breath, he told his grandfather that it was impossible to carry
water in a basket, and he went to get a bucket instead. The old man said, "I don't want a bucket of water; I want a basket of water.

Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil
membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah bolong , maka
sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.

Sang kakek berkata, " Aku tidak mau satu ember air ; aku hanya mau
satu keranjang air.

You ' re just not trying hard enough," and he went out the door to
watch the boy try ag ai n. At this point, the boy knew it was
impossible, but he wanted to show his grandfather that even if he ran
as fast as he could, the water would Leak out before he got back to
the house.


Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu
untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali
bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek
nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan
bocor keluar sebelum ia samp ai ke rumah.

The boy ag ai n dipped the basket into river and ran hard, but when he
reached his grandfather the basket was ag ai n empty. Out of breathe,
he s ai d, "See Grandpa, it ' s useless!" "So you think it is useless?"

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari
sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan
kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, "
Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?"

The old man said, "Look at the basket." The boy looked at the basket
and for the first time realized that the basket was different. It had
been transformed from a dirty old coal basket and was now clean,
inside and out.


Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat
ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa
keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari
keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. "

"Son, that ' s what happens when you read the Qur ' an. You mi ght
not understand or remember everything, but when you read it, you will
be changed, inside and out. That is the work of Allah in our lives.


"Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur ' An. Kamu
tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca
nya lagi, kamu akan berubah, didalam dan diluar dirimu .

PBB Cari Simpati Korban Banjir (Radar Banten) Selasa, 02-Desember-2008






PANDEGLANG - Banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Pandeglang dimanfaatkan sejumlah partai politik (parpol) untuk menarik simpati masyarakat koran bencana tersebut.

Salah satunya Partai Bulan Bintang (PBB). Partai berasaskan Islam ini mendatangi korban banjir di Kampung Karang Tengah, Desa Idaman, Kecamatan Patia, Pandeglang, Senin (1/12).
Mereka yang datang memberikan bantuan berupa 100 dus mi instan itu adalah Ketua DPP PBB HM Syarifudin Maloko yang juga caleg daerah pemilihan Banten 1 (Pandeglang-Lebak), Pengurus DPC PBB Pandeglang Baehaki Aziz, Sekretaris Yayan Moh Hatta, serta Ketua Cabang Pemuda Bulan Bintang Kabupaten Pandeglang Ofat Sofwatudin. Sementara peserta yang hadir pada acara terseburt sekitar 500 orang.
Ketua Cabang Pemuda Bulan Bintang Kabupaten Pandeglang Ofat Sofwatudin mengatakan, sebagai sesama umat Islam harus senantiasa bersilaturahmi dan menolong warga yang terkena musibah, termasuk banjir. Ia juga turut prihatin dengan kondisi masyarakat di sana.
“Pada intinya kegiatan sosial ini sebagai bentuk kepedulian partai kami kepada masyarakat yang sedang kesulitan. Karena partai kami selalu peduli sesama. Dengan bantuan itu diharapkan dapat memberikan sedikit angin segar kepada masyarakat,” tegas Ofat yang juga Caleg DPRD Pandeglang dari PBB Dapil IV.
Ia juga tidak menampik bila kegiatan ini sebagai ajang untuk menghadapi Pemilu 2009 mendatang yang semakin dekat, sehingga berbagai kegiatan dilakukan guna meraih suara terbanyak. “Kader kami yang akan maju di pemilu selalu melakukan kegiatan atau sosialisasi dengan baik. Tidak boleh menjelek-jelekan partai atau caleg lain karena itu tidak dibenarkan,” katanya. (adj)

Rabu, 19 November 2008

Gerakan Mahasiswa untuk ”Mahasiswa”? (Radar Banten) Kamis, 20-November-2008

Di tengah ramainya berita tentang krisis global yang memaksa pemerintah harus secara fokus bertindak menangani hal ini,
Triyo Saputra
muncul berita yang tidak mengenakkan dari bumi Indonesia bagian tengah, yaitu Makassar – Sulawesi Selatan. Berita ini adalah berita dari mahasiswa yang bertindak semena-mena dengan melakukan sweeping polisi di sekitar kampus. Berita ini amat inherent dengan berita-berita mahasiswa yang selalu kita dengar bahwa mahasiswa menjadi “pahlawan” pembela hak masyarakat.
Bagaimana reaksi anda saat mendengar kalimat, “sweeping mahasiswa terhadap aparat kepolisian”? Reaksi yang terjadi akan sangat beragam, tergantung dari sudut mana kita memandang. Namun, mari kita runtuntkan masalahnya terlebih dahulu. Masalah ini muncul ketika terjadi razia polisi terhadap pemuda-pemuda Makassar yang mengadakan ajang kebut-kebutan di jalan raya, dan salah satu yang terkena razia itu berasal dari mahasiswa. Namun saat dimintai keterangan akan keikutsertaannya dalam ajang tersebut, mahasiswa yang bersangkutan justru melarikan diri. Dari sinilah terjadi kejar-kejaran antar polisi dan mahasiswa. Dalam momen tersebut terdengar suara letusan yang nyaris mirip suaran pistol yang dipatik.
Masalah letusan ini yang menjadi pemicu tindakan anarkis mahasiswa dalam sweeping-nya terhadap polisi yang bertugas di sekitar kampus. Mahasiswa beralibi polisi telah melakukan pelanggaran dengan menembak teman mereka. Namun, polisi membalas alibi dilengkapi bukti bahwa tidak ada serbuk peluru di luka pelipis mata korban melalui hasil rontgen dokter.
Kronologis akan peristiwa tersebut sampai kini masih dilakukan pihak penyidik independen. Namun, sebenarnya apa yang terjadi dengan mahasiswa. Karena melalui berita yang seperti ini, sosok mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa seperti tertampar. Lalu pertanyaan berikutnya adalah siapakah mahasiswa? Mahasiswa seharusnya adalah sosok controller, intelektual, kelompok berkelas dalam tatanan masyarakat dan agent of change. Definisi makna yang terakhir adalah definisi yang selalu dijadikan spirit mahasiswa dalam setiap gerakan perubahan, sebut saja gerakan mahasiswa saat reformasi 1998. Saat itu mahasiswa menjadi sorotan publik dunia karena sudah mampu melakukan perubahan akan rezim yang terjadi di dalam bangsa. Sejak saat itu, pamor mahasiswa dalam kelompok masyarakat menjadi tinggi dan terhormat bahkan bila dibandingkan dengan kaum intelek kerah putih di parlemen. Kemudian mahasiswa menjadi tempat masyarakat untuk mengadu mengenai masalah ketidakadilan yang terjadi setelah reformasi.
Bukan satu kali kita mendengar berita kerusuhan yang dilakukan mahasiswa. Masih ingat betul di benak setiap mahasiswa di seluruh Indonesia tentang kerusuhan antarmahasiwa Unhas yaitu tawuran mahasiswa FISIP Unhas dengan mahasiswa Teknik Unhas. Sepertinya semangat pemuda untuk kemerdekaan tidak sama sekali terlihat di kampus ini, karena toh tawuran tersebut terjadi bahkan di penghujung bulan kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 31 Agustus 2005. Selain itu masih banyak lagi kerusuhan dan tindakan anarkis yang dilakukan mahasiswa Unhas baik antar mahasiswa ataupun masyarakat sekitar. Lalu, siapa yang sebenarnya menjadi pengontrol dalam perjalanan bangsa ini? Mahasiswa yang seperti inikah yang kita harapkan? Bagaimana mahasiswa yang seperti ini mengontrol aparat pemerintahan yang katanya melakukan tindakan semena-mena terhadap rakyat? Apakah masyarakat sebagai elemen bangsa harus menggantungkan nasib bangsa kepada mahasiswa?
Semua pertanyaan tersebut merupakan tamparan bagi mahasiswa seluruh Indonesia tentang apa yang akan dilakukan mahasiswa seluruh Indonesia dalam menanggapi hal ini.

Gerakan Mahasiswa
Aa Gym pernah berkata, “Mulailah dari diri sendiri sebelum mulai untuk orang lain!”. Dari perkataan sangat simple Aa Gym inilah yang harus benar-benar kita serap maknanya. Karena dari perkataan ini, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sebelum mahasiswa melakukan gerakan koreksi terhadap siapapun, hendaknya koreksi harus dilakukan terlebih dahulu dari tubuh mahasiswa. Mungkin gerakannya bisa berupa Gerakan Mahasiswa untuk Mahasiswa, di mana mahasiswa seluruh Indonesia melakukan gerakan prihatin terhadap kasus yang terjadi pada sesama mahasiwa. Bila gerakan ini tidak dilakukan mahasiswa lainnya yang masih memegang asas agent of change dalam setiap tindakannya, maka masyarakat akan menilai bahwa mahasiswa bukanlah sosok tempat mereka mengadu karena mereka melihat mahasiswa justru sebagai pelaku kerusuhan.
Kita sudah tertampar, jadi mari sama-sama kita perbaiki, karena tamparan yang kita terima bukan menjadi tanda bahwa kita harus membalas tamparan tersebut melainkan menjadi tanda untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih intelek. (*)
Mahasiswa Untirta Banten

Selasa, 18 November 2008

Pesan dari Ibu (Radar Banten)

Kembali terngiang-ngiang pesan ibu di telingaku. “Anakku, ingatlah kata-kata ibu ini. Jadilah orang yang berbakti kepada Tuhanmu dan kedua orang tuamu.

Oleh: Imel Maru
Lihatlah ayahmu itu. Aku kagum padanya. Dia adalah lelaki yang sangat menyayangi keluarga dan sangat taat beribadah. Jadilah seperti dia. Jadilah orang yang dikagumi istri dan anak-anakmu kelak”.
. . .
“Dasar anak bangsat! Kamu cuma anak yang tak tahu balas budi! Apa gunanya ibumu melahirkan anak sepertimu”. Suara lelaki tua itu menggelegar. Memekakkan semua telinga di ruangan itu.
Aku hanya bisa duduk termangu. Tak terasa air mata jatuh membasahi pipiku. Aku hendak menjelaskan semuanya. Namun sepertinya hati orang tua itu telah keras, sekeras batu karang yang tak mental diterjang ombak.
“Andai ada satu hal yang bisa saya perbuat untuk dapat membuat Bapak percaya pada kata-kata saya, Demi Allah! Niscaya saya akan melakukan itu”, kataku dengan suara yang sedikit tertahan.
“Hal itu adalah…”. Bapak menghentikan kata-katanya, dengusan napasnya terdengar mendesau-desau. “Jangan pernah lagi kau menginjakkan kakimu di rumah ini. Aku tak ingin melihatmu, mendengar suaramu dan anggap aku bukan bapakmu lagi! Sekarang cepat kau angkat kaki dari sini. Aku sudah muak melihat tampangmu itu!”. Kata-kata itu begitu tegas. Aku dapat mendengarkan kesungguhan hati lewat kata-katanya. Sudah tidak ada yang bisa diperbaiki lagi.
Dengan dada terbusung, aku mengeguhkan hatiku. Mungkin ini adalah takdir yang aku harus lalui.
“Kalau ini memang keputusan Bapak, saya akan menurutinya. Tapi sampai kapanpun… Bapak tetap akan menjadi bapak saya!”. Aku mengangkat ranselku dan berjalan menyusuri jalan tak berbatas. Meninggalkan rumah tempat aku dilahirkan. Meninggalkan semua kenangan selama dua puluh tahun perjalanan hidupku. Dalam hati aku masih menyesali keputusan bapakku. Bukan keputusannya untuk mengusirku. Tapi keputusannya untuk menikahi wanita itu. Keputusannya untuk tidak mengindahkan agama. Berpaling dari agama rahmatan lil alamin. Mengingkarai eksistensi Tuhan azza wa jalla.
Dada ini terasa sesak. Apa yang ibuku pikirkan di alam sana melihat tingkah laku suaminya sekarang. Beliau pasti menangisinya. Bapak rupanya sudah kalap. Tiga bulan sudah sejak ibu menghembuskan napas terakhirnya. Awalnya bapak tegar menghadapinya. Tak tampak perubahan dalam dirinya. Ia malah terlihat lebih taat pada Agama. Ia senantiasa bersujud menghadapNya memohon keselamatan ibu di alam sana . Sampai beberapa minggu yang lalu. Bapak sudah jarang terlihat tersenyum. Aku lebih banyak mendapati dirinya mengurung diri di kamar sambil meratapi kepergian ibu. Dan yang lebih membuatku sedih adalah kenyataan bahwa bapak sudah mulai jarang sembahyang. Puncaknya adalah kemarin malam, saat dia datang bersama perempuan itu. Perempuan lacur yang sudah terkenal popularitasnya di masyarakat di seluruh kampung. Dari mulut bapak aku mencium bau alkohol yang membuatku ingin muntah. Aku lebih terkejut lagi saat bapak mengutarakan niatnya untuk menikahi wanita itu. Kontan aku menolaknya.
“Apa yang bapak pikirkan? Apakah bapak tidak tahu perempuan seperti apa dia?”, Aku sangat dikuasai emosi saat itu. Aku tak habis pikir dengan jalan pikiran bapak. Aku mahfum apabila dia ingin mencari pengganti ibu. Mencari seseorang tempat ia mencurahkan kasih sayangnya. Orang yang akan menyambut bapak dengan senyuman saat bapak pulang dari kerja dengan sejuta kepenatannya. Menyalurkan aktivitas biologisnya. Sangat manusiawi. Tapi mengapa harus wanita itu? Sudah habiskan wanita baik-baik di dunia ini sehingga bapak memilih wanita yang sehari-harinya hidup dalam kemaksiatan. Memang dia cantik dan tubuhnya molek. Tapi apakah lantas itu alasan bapak menyampingkan kualitas imannya? Bahkan budak hitam namun muslim lebih terhormat dibandingkan wanita cantik namun musyrik!
“Kau tahu apa soal hidup. Mau dia pelacur kek, mau dia tukang copet kek, mau dia itu ustsadzah kek, Bapak gak perduli. Kalau Bapak mau kawin sama dia. Ya itu berarti kamu harus menerima dia untuk menjadi ibu tiri kamu!”.
Aku tak tahu kata-kata yang diucapkan bapak itu benar-benar dari dalam hatinya atau hanyalah sekedar pengaruh alkohol.
“Istighfar, Pak”. Aku mengucapkannya tiga kali.
“Alah-, persetan. Kau ini masih bau kencur. Tak usah mengajariku!”. Ia mengucapkannya dengan nada tinggi.
“Kemana Bapak yang dulu? Kemana bapak yang dulu sangat mencintai Allah dan RasulNya? Kemana Bapak yang aku kenal sangat taat pada agamanya?”.
“Aku tak perduli dengan omong kosongmu lagi! Pokoknya aku akan menikah dengannya, titik!”.
“Kemana agama bapak?”.
“Aku sudah tidak punya agama!”.
“Kemana Tuhan bapak?”.
“Aku tak percaya Tuhan!”.
Aku sangat sedih mendengar jawaban Bapak. Apa telah sedemikian khilafkah Bapak sehingga dengan angkuhnya mengingkari adanya Allah azza wa jalla? Apalagi yang bisa aku perbuat jika terhadap Tuhan yang menciptakan dirinya saja bapak sudah tidak percaya?
“Baiklah, jika itu keputusan Bapak. Bagiku agamaku dan bagimu agamamu!”.
Aku masuk ke kamarku dengan perasaan yang bercampur aduk. Bapak yang sangat aku hormati telah berubah. Rupanya bisikan setan lebih menguasai dirinya dibandingkan dengan seruan untuk kembali ke ajaran yang benar. Aku menangis sendirian. Dalam kepiluanku, tak henti-hentinya aku menyebut namaNya. Memohonkan ampunan untuk Bapak. Meminta belas kasihNya untuk memberikan hidayah pada Bapak.
“Ya Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, ampunilah dosa kedua orang tuaku dan kasih sayangilah mereka sebagaimana mereka telah memeliharaku dengan penuh kasih sayang”
Rupanya hati bapak telah tertutup. Keesokan harinya bapak menyuruhku ikut dengannya ke KUA. Bapak ingin menikah dengan perempuan itu. ia memintaku menjadi saksi. Aku kaget luar biasa.
“Demi Allah dan RasulNya, saya tidak bersedia!”, aku menolak dengan tegas.
“Kamu sudah berani membangkang pada bapakmu ini, -hah?!”.
“Saya tidak bermaksud membangkang. Bapak adalah orang yang paling saya hormati setelah Allah dan Rasulnya. Apabila saya menjadi saksi atas pernikahan Bapak, sama saja saya membenarkan tindakan Bapak. Apabila saya membenarkan Bapak, saya sama saja dengan orang lalim yang atasnya dijanjikan azab sepedih-pedihnya. Saya lebih takut pada Allah dan RasulNya dibandingkan apapun”.
Bapak memandangku dengan pandangan marah. Kebengisan tergambar di wajahnya.
“Dasar anak bangsat!”, umpatnya padaku.
. . .
Sumpah serapah Bapak kembali tengiang di kepalaku. Aku jadi teringat ibu. Kelembutan dan kasih sayangnya. Rasa cintanya pada suami dan anaknya. Apa yang dipikirkan saat ini?
Aku tersenyum kecut.
“Hah-“.
Ibu pasti sedang menangisi suami yang dikaguminya itu. Beliau pasti menyesali kata-katanya padaku. Wallahualam.

Pelamar CPNS Capai 4.189 (Radar Banten)

Selasa, 18-November-2008, 08:10:24
PANDEGLANG – Hingga Senin (17/11), jumlah warga yang mengirimkan surat lamaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) ke Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Pandeglang mencapai 4.189 berkas lamaran.
Jumlah ini kemungkinan akan bertambah karena masa pendaftaran masih berlangsung hingga 18 November dan penerimaan berkas ditolerir hingga 19 November.
Kepala BKD Pandeglang Bay Sumarta mengatakan, meski penutupan pendaftaran melalui kantor pos tanggal 18 November namun BKD akan tetap menerima berkas dari kantor pos pada 19 November 2008 pagi. “Bisa saja pelamar memasukkan lamaran ke kantor pos tanggal 18 November sore sehingga pihak kantor pos belum sempat mengirimkan berkas pada hari itu. Sehingga kami tolerir untuk penerimaan berkas terakhir tanggal 19 November pagi,” terang Bay saat dihubungi lewat telepon ganggamnya, Senin (17/11).
Dijelaskan, pihaknya kini sedang melakukan penelitian terhadap berkas yang masuk untuk mendapat surat balasan. Dikatakan, surat lamaran yang memenuhi persyaratan atau tidak, tetap akan dikirimi surat balasan.
“Kami masih mensortir berkas. Hasil sementara, ada sejumlah pelamar yang tidak memasukkan foto kopi ijazah. Mungkin lupa karena terburu-buru,” kata mantan kepala Dinas Sosial Pandeglang ini.
Mantan Kasi Mutasi dan Formasi BKD Pandeglang Ida Novaida yang diperbantukan mensortir berkas CPNS mengatakan, pegawai BKD lembur dan bekerja hingga larut malam. “Hal ini dilakukan guna mengejar jadwal yang telah ditetapkan,” paparnya.
Seperti diketahui, jumlah formasi CPNS umum untuk Pemkab Pandeglang terdiri dari tenaga pendidikan (guru) 255 orang, tenaga kesehatan 64 orang, dan tenaga teknis sebanyak 35 orang. (adj)

Senin, 17 November 2008

DPW PBB Yakin Caleg Taati Suara Terbanyak (Radar Banten)

Selasa, 18-November-2008
SERANG – Ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) Provinsi Banten Buety Nasir yakin kader PP yang menjadi calon anggota legislatif (caleg) akan menaati ketentuan suara terbanyak untuk menetapkan caleg jadi.
Hal ini menyikapi penandatanganan kesepakatan para caleg PBB di Pandeglang yang akan menggunakan sistem suara terbanyak dalam penetapan caleg jadi untuk DPRD Pandeglang.
“Ini sudah kesepakatan dalam Muswil (musyawarah wilayah-red) yang harus diikuti seluruh caleg,” terang Buety, Senin (17/11). “Dan DPW sudah menginstruksikan kepada seluruh DPC PBB untuk menggunakan sustem tersebut,” terang Buety.
Di level caleg DPRD Provinsi Banten, imbuh dia, sudah lebih dulu dilakukan penandatangan kesepatakan, terkait ketentuan sistem tersebut. “Kabupaten/kota lain, seperti Tangerang juga sudah disepakati para caleg,” kata anggota DPRD Banten ini. “Beberapa kabupaten/kota lainnya segera menyusul,” ungkap Buety.
Ditambahkan, DPW PBB juga sudah melaporkan kepada DPP PBB terkait penggunaan system suara terbanyak. “Karena, khusus PBB, baru Banten yang menggunakan sistem ini. Kita berharap DPP juga menerapkan sistem yang sama untuk seluruh wilayah,” tandas Buety.
Ia menegaskan, pemberlakukan sistem ini juga sebagai pembelajaran agar undang-undang semodel Undang-undang Pemilu yang saat ini berlaku tidak lagi terjadi. (esl)

Minggu, 16 November 2008

Caleg PBB Teken Suara Terbanyak (Radar Banten)

PANDEGLANG – Sebanyak 32 calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Bulan Bintang (PBB) Pandeglang menandatangani kesepakatan menggunakan sistem suara terbanyak dalam menetapkan caleg jadi.
Penandatanganan dilakukan di hadapan notaris Syahrudin dipandu Sekretaris Komite Pemenangan Pemilu (KPP) PBB Akham Baehaki bertempat di Sekretariat DPC PBB Pandeglang, Minggu (16/11).
“Keputusan menggunakan sistem suara terbanyak ini berdasarkan instruksi dari DPW PBB Banten. Artinya, caleg yang memperoleh suara terbanyak dan meraup suara minimal satu kursi dalam satu daerah pemilihan (DP) maka ia berhak jadi anggota dewan dari PBB. Meski selisihnya satu suara antara satu caleg dengan caleg lainnya,” papar Akhmad Baehaki.
Dijelaskan, penentuan suara terbanyak ini juga diberlakukan bila dalam satu DP tidak ada yang meraih suara 30 persen atau angka bilangan pembagi pemilih (BPP). Bila dalam DP itu ada yang memperoleh suara terbanyak lebih dari satu kursi maka yang akan jadi anggota dewan adalah yang memperoleh suara terbanyak berikutnya.
“Bila yang dapat suara terbanyak itu dengan nomor urut besar maka nomor urut kecil harus mengundurkan diri sebagai caleg yang diajukan ke KPU. Bila terjadi PAW maka yang berhak menggantikannya adalah yang memperoleh suara terbanyak kedua, dengan ketentuan calon pengganti itu nomor urutnya lebih besar dari yang di PAW,” terang Baehaki.
Ditambahkan, bila caleg tidak mau mengindahkan kebijakan partai maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan AD/ART partai.
“Ya silakan saja caleg tidak taat kebijakan partai. Tetapi ada sanksinya misalnya bila sudah jadi anggota dewan akan direcall,” paparnya.
Notaris Syahrudin mengharapkan semua caleg mematuhi kesepakatan yang telah ditandatangani. “Keputusan atau kesepakatan yang telah ditandatangani caleg ini sifatnya mengikat sesuai dengan ketentuan DPW dan DPC PBB,” terangnya. (adj)

Minggu, 02 November 2008

PACARAN

Seorang pemuda yang terlalu lama membujang, kadangkala merasa kesulitan untuk mencari calon istri, keberanian untuk bertandang dan meminang seorang gadis menjadi gamang karena terlalu banyak pertimbangan, akhirnya ... pernikahan menjadi sekedar angan-angan karena calon istri belum juga didapatkan. Sulitnya mencari calon istri. "PACARAN" tetap tidak diperbolehkan dan hukumnya haram.
Cinta yang dibungkus dengan pacaran, pada hakikatnya hanyalah nafsu syahwat belaka, bukan kasih sayang yang sesungguhnya, bukan rasa cinta yang sebenarnya, dan dia tidak akan mengalami ketenangan karena dia berada dalam perbuatan dosa dan kungkungan nafsu, adapun manisnya perbuatan dan indahnya perkataan dalam pacaran, pada dasarnya hanyalah rayuan-rayuan belaka yang kosong dan hampa, yang mengandalkan permainkan kata-kata, untuk itu..hati- hatilah.
Kebanyakan orang sebelum melangsungkan pernikahan biasanya 'berpacaran' terlebih dahulu, hal ini biasanya dianggap sebagai masa perkenalan individu, atau masa penjajakan atau dianggap sebagai perwujudan rasa cinta kasih terhadap lawan jenisnya.
Dengan adanya anggapan seperti ini, maka akan melahirkan konsensus di masyarakat bahwa masa pacaran adalah hal yang lumrah dan wajar, bahkan merupakan kebutuhan bagi orang-orang yang hendak memasuki jenjang pernikahan. Anggapan seperti ini adalah anggapan yang salah dan keliru. Dalam berpacaran sudah pasti tidak bisa dihindarkan dari berdua-duaan antara dua insan yang berlainan jenis, terjadi pandang memandang dan terjadi sentuh menyentuh, yang sudah jelas semuanya HARAM hukumnya menurut syari'at Islam.
Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: "Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang wanita, melainkan si wanita itu bersama mahramnya" (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari 1862 dan Muslim 4/104 atau 1341 dan lafadz ini dari riwayat Muslim dari shahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma)

Jadi dalam Islam tidak ada kegiatan untuk berpacaran, dan pacaran hukumnya HARAM.

Contoh lain yang juga merupakan pelanggaran yaitu sangkaan sebagian orang yang menganggap bahwa kalau sudah tunangan/khitbah, maka laki-laki dan perempuan tersebut boleh jalan berdua-duaan, bergandengan tangan bahkan ada yang sampai bercumbu layaknya pasangan suami istri yang sah. Anggapan ini adalah salah. Dan perbuatan ini dosa besar.

Tuhan Agamanya Apa?

Ketika langit di atas rumah masih berwarna kuning kemerah-merahan, si No’e, gadis kecil yang belum genap 7 tahun umurnya itu, sedang menyirami anggrek di halaman rumah bersama embah putrinya, perempuan tua yang sudah genap 70 tahun umurnya. Si No’e kelihatan asyik sekali menikmati aktivitas menyirami bunga itu. Gerak geriknya memancarkan keriangan dan kemanjaan khas anak-anak. Sambil berdiri, tangan kanannya memegangi selang yang memercikkan air ke tanaman, sementara tangan kirinya methentheng di pinggang dan kepalanya agak oleng ke kiri. Bibirnya menyungging senyum sementara matanya memandangi anggrek yang ia sirami. “Cikicikicikicikicik icik……….” begitu bunyi air yang meloncat-loncat bergantian menyentuh tanaman dan jatuh ke tanah.
“Airnya jangan banter-banter ya Nok, ya, supaya bunga anggreknya tidak rontok”, kata embah putri kepada cucunya.
“Segini ini kebanteren nggak mbah, airnya?”, tanya si No’e minta pertimbangan.
“Wo….kebanteren kuwi Nok, cah ayu. Dikurangi sedikit lagi”
“Segini ya mbah?”, tanya si No’e lagi meyakinkan sambil mengurangi daya semprot air.
“Nah, segitu itu pas”, kata simbah.
Pembicaraan mereka terhenti karena masing-masing asyik dengan aktivitas mereka. “Cikicikicikicikicik icicikicikicikic ik…..” bunyi air terdengar di antara kediaman simbah dan cucu ini.
Embah putrinya si No’e ini tangannya terampil sekali mencabuti rumput-rumput kecil di dalam pot-pot bunga. Memang tangan yang sekarang keriput itu sejak muda telah terlatih melakukan aktivitas demikian karena sering membantu orangtuanya bekerja di sawah sepulang dari sekolah desa. Tangan itu juga sangat terampil merangkai bunga karena sering dimintai tolong menghias altar untuk keperluan misa di kampusnya ketika masih menjadi mahasiswi fakultas teologi.
“Hi…hi…hi….”’ si No’e tertawa-tawa kecil ketika menyaksikan bunga anggrek yang disiraminya itu mengangguk-angguk lucu.
“Mbah, mbah, lihat mbah, bunga anggreknya mengangguk-angguk!” kata si No’e kegirangan sambil menunjuk bunga yang sedang disiraminya.
“Wah…iya..ya. Bunga anggreknya mengangguk-angguk”, kata embah putri menanggapi kegirangan cucunya.
“Mbah, mbah, bunga anggreknya kok mengangguk-angguk itu kenapa sih mbah?”, tanya si No’e lugu.
Si embah yang mantan guru agama desa itu tercenung sejenak memikirkan jawaban atas pertanyaan cucunya yang polos itu. Kecerdasannya yang dulu terbukti nyata saat mengikuti kuliah teologi selama sepuluh semester dan meraih gelar sarjana dengan predikat cum laude itu sekarang sedang diuji oleh pertanyaan cucunya. Wow, ia menemukan jawabannya!
“Nok, cah ayu, bunga anggrek itu mengangguk-angguk karena mengucapkan terima kasih kepadamu. Ia merasa segar karena disirami air setiap hari. Jadi, ia berterima kasih.”
Si No’e tersenyum senang sambil matanya memandangi bunga yang mengangguk-angguk kepadanya.
“Mbah, mbah, kata bu guru ngaji, orang yang bisa mengucapkan terima kasih itu orang yang baik. Bener nggak mbah?” tanya si No’e lagi.
“Iya dong”
“Kata bu guru ngaji, orang yang baik itu disayangi Tuhan” tanya No’e lagi.
“Iya dong”
“Orang yang disayangi Tuhan itu besok masuk surga ya mbah?”
“Iya dong”
Si No’e diam sejenak, sementara wajahnya tiba-tiba berubah menjadi serius. Si embah putri memperhatikan perubahan wajah itu namun ia diam tanpa pertanyaan sedikitpun. “Cikicikicikicikicik icikicik…” suara air terdengan jelas lagi. Gadis kecil yang sudah sekolah di Taman Kanak-kanak Santa Maria itu sedang mempunyai pertanyaan agak sulit bagi dirinya. Ia disekolahkan di TK St. Maria oleh orangtuanya karena itulah satu-satunya sekolah TK terdekat. Setiap sore, biasanya ia belajar mengaji karena kedua orangtuanya adalah muslim yang saleh. Ibunya dulu beragama katholik, lalu menjadi Islam dan rajin sholat karena menikah dengan suaminya. Sore ini ia tidak mengaji karena libur, guru mengajinya sedang punya hajat menyunatkan anak laki-lakinya.
“Mbah, teman-teman di sekolah bilang kalau orang yang masuk surga hanya orang yang mengikuti Tuhan Yesus. Katanya, tanpa Tuhan Yesus orang tidak bisa masuk surga. Betul nggak, mbah?”
Mbah putri yang sarjana teologi itu agak bingung mencari jawaban pas untuk cucunya yang lugu. Lalu, kecerdasannya membantunya untuk menjawab.
“Nok, cah ayu, Tuhan Yesus itu orang baik sekali. Dia suka menolong orang lain. Jadi dia masuk surga. Semua orang yang baik seperti Tuhan Yesus itu disayangi Tuhan dan masuk surga”.
“Orang yang mengikuti Yesus namanya orang kristen ya mbah?”
“Iya”, jawab embahnya singkat
“Kalau orang Islam, masuk surga juga to mbah?”
“Iya dong. Orang Islam khan berdoa kepada Tuhan dan berbuat baik kepada orang lain. Jadi disayangi Tuhan”.
“No’e..! Mau ikut sholat sama ibu nggak?” tiba-tiba suara ibunya si No’e menghentikan pembicaraan mereka.
“Ikut!” jawab No’e.
“Mbah, No’e sholat dulu sama ibu ya mbah”
“Ya, ya, sana sholat dulu biar disayangi Tuhan” jawab simbahnya sambil membereskan selang dan cethok.
Pembicaraan sore itu sangat melekat pada ingatan si No’e, gadis kecil yang belum genap 7 tahun umurnya itu. Malam harinya, ia tertidur pulas karena senang. Wajahnya tenang dan nafasnya teratur sekali. Bintik-bintik keringat menempel di dahinya yang bersih. Ia bermimpi bertemu Tuhan. Dalam mimpinya, Tuhan seperti embah putrinya dan suka menyirami anggrek.
“Tuhan, Tuhan, bunga anggreknya mengangguk-angguk berterima kasih kepada Tuhan karena disirami” kata si No’e cerah sambil menunjuk pada bunga.
“Oh iya. Kamu pinter sekali. Siapa yang mengajari?”
“Embah putri”, jawab si No’e.
“Wah, embah putrimu baik sekali. Senang dong punya embah putri seperti itu” kata Tuhan penuh pengertian.
“Iya, mbah putri baik sekali sama No’e. Tuhan, orang yang baik seperti embah putri besok masuk surga ya?” tanyanya polos.
“Oh tentu. Orang baik seperti embah putrimu pasti masuk surga” kata Tuhan meyakinkan.
“Orang baik seperti Tuhan Yesus juga masuk surga, Tuhan?’
“Oh ya, Tuhan Yesus masuk surga”
“Orang kristen yang mengikuti Tuhan Yesus dan suka menolong orang lain masuk surga juga ya?”
“Iya”
“Orang Islam juga masuk surga?”
“Iya”
“Tuhan, Tuhan itu kristen apa Islam?” tanya si No’e polos sekali.
“Ha…ha…Nok, cah ayu” jawab Tuhan sambil mengusapi kepala si No’e, gadis kecil yang belum genap 7 tahun umurnya itu. “Tuhan tidak punya agama, sayang”.
“Tuhan tidak mengikuti Tuhan Yesus?”
“Tidak”
“Tuhan sholat seperti No’e tidak?”
“Tidak”
“Terus, besok Tuhan masuk surga tidak?” tanya si No’e makin penasaran.
“Iya dong, sayang” jawab Tuhan sambil tersenyum.
“Lho, kok bisa?” tanya si No’e penuh keheranan.
Tuhan tertawa sambil asyik menyirami anggrek, sementara si No’e yang kecil itu terbangun dari mimpinya.***
Judul asli cerpen ini adalah "Lho kok bisa?" (judul dalam edisi teks). "Tuhan agamamu apa?" adalah judul dalam edisi kaos yang sudah dipopulerkan oleh Institut Dian/Interfidei Jogjakarta

Jumat, 24 Oktober 2008

Partai Bulan Bintang


Mohon Do'a dan dukungannya kepada seluruh lapisan masyarakat.

Kamis, 23 Oktober 2008

Bidadari yang Cantik Jelita

Bidadari yang Cantik Jelita

Mereka sangat cangat cantik, memiliki suara-suara yang indah dan berakhlaq yang mulia. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus dan siapapun yang membicarakan diri mereka pasti akan digelitik kerinduan kepada mereka, seakan-akan dia sudah melihat secara langsung bidadari-bidadari itu. Siapapun ingin bertemu dengan mereka, ingin bersama mereka dan ingin hidup bersama mereka.

Semuanya itu adalah anugrah dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan sifat-sifat terindah kepada mereka, yaitu bidadari-bidadari surga. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati wanita-wanita penghuni surga sebagai kawa'ib, jama' dari ka'ib yang artinya gadis-gadis remaja. Yang memiliki bentuk tubuh yang merupakan bentuk wanita yang paling indah dan pas untuk gadis-gadis remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari, karena kulit mereka yang indah dan putih bersih. Aisyah RadhiAllohu anha pernah berkata: "warna putih adalah separoh keindahan"

Bangsa Arab biasa menyanjung wanita dengan warna puith. Seorang penyair berkata:

Kulitnya putih bersih gairahnya tiada diragukan
laksana kijang Makkah yang tidak boleh dijadikan buruan
dia menjadi perhatian karena perkataannya lembut
Islam menghalanginya untuk mengucapkan perkataan jahat

Al-'In jama' dari aina', artinya wanita yang matanya lebar, yang berwarna hitam sangat hitam, dan yang berwarna puith sangat putih, bulu matanya panjang dan hitam. Alloh Subhanahu wa Ta’ala mensifati mereka sebagai bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik, yaitu wanita yang menghimpun semua pesona lahir dan batin. Ciptaan dan akhlaknya sempurna, akhlaknya baik dan wajahnya cantk menawan. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang suci. Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: "Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci." (QS: Al-Baqarah: 25)

Makna dari Firman diatas adalah mereka suci, tidak pernah haid, tidak buang air kecil dan besar serta tidak kentut. Mereka tidak diusik dengan urusan-urusan wanita yang menggangu seperti yang terjadi di dunia. Batin mereka juga suci, tidak cemburu, tidak menyakiti dan tidak jahat. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang dipingit di dalam rumah. Artinya mereka hanya berhias dan bersolek untuk suaminya. Bahkan mereka tidak pernah keluar dari rumah suaminya, tidak melayani kecuali suaminya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala juga mensifati mereka sebagai wanita-wanita yang tidak liar pandangannya. Sifat ini lebih sempurna lagi. Oleh karena itu bidadari yang seperti ini diperuntukkan bagi para penghuni dua surga yang tertinggi. Diantara wanita memang ada yang tidak mau memandang suaminya dengan pandangan yang liar, karena cinta dan keridhaanyya, dan dia juga tidak mau memamndang kepada laki-laki selain suaminya, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair: Ku tak mau pandanganmu liar ke sekitar jika kau ingin cinta kita selalu mekar.


Di samping keadaan mereka yang dipingit di dalam rumah dan tidak liar pandangannnya, mereka juga merupakan wanita-wanita gadis, bergairah penuh cinta dan sebaya umurnya. Aisyah RadhiAllohu anha, pernah bertanya kepad Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, yang artinya: "Wahai Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam, andaikata engkau melewati rerumputan yang pernah dijadikan tempat menggembala dan rerumputan yang belum pernah dijadikan tempat menggambala, maka dimanakah engkau menempatkan onta gembalamu?" Beliau menjawab,"Di tempat yang belum dijadikan tempat gembalaan." (Ditakhrij Muslim) Dengan kata lain, beliau tidak pernah menikahi perawan selain dari Aisyah.

Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bertanya kepada Jabir yang menikahi seorang janda, yang artinya: "Mengapa tidak engkau nikahi wanita gadis agar engkau bisa mencandainya dan ia pun mencandaimu?" (Diriwayatkan Asy-Syaikhany)

Sifat bidadari penghuni surga yang lain adalah Al-'Urub, jama' dari al-arub, artinya mencerminkan rupa yang lemah lembut, sikap yang luwes, perlakuan yang baik terhadap suami dan penuh cinta. Ucapan, tingkah laku dan gerak-geriknya serba halus.

Al-Bukhary berkata di dalam Shahihnya, "Al-'Urub, jama' dari tirbin. Jika dikatakan, Fulan tirbiyyun", artinya Fulan berumur sebaya dengan orang yang dimaksudkan. Jadi mereka itu sebaya umurnya, sama-sama masih muda, tidak terlalu muda dan tidak pula tua. Usia mereka adalah usia remaja. Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyerupakan mereka dengan mutiara yang terpendam, dengan telur yang terjaga, seperti Yaqut dan Marjan. Mutiara diambil kebeningan, kecemerlangan dan kehalusan sentuhannya. Putih telor yang tersembunyi adalah sesuatu yang tidak pernah dipegang oleh tangan manusia, berwarna puith kekuning-kuningan. Berbeda dengan putih murni yang tidak ada warna kuning atau merehnya. Yaqut dan Marjan diambil keindahan warnanya dan kebeningannya.

Semoga para wanita-wanita di dunia ini mampu memperoleh kedudukan untuk menjadi Bidadari-Bidadari yang lebih mulia dari Bidadari-Bidadari yang tidak pernah hidup di dunia ini. Wallahu A'lam

(Sumber Rujukan: Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin [Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu], karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah

Jeritan Anak Muda

Jeritan Anak Muda

Siang datang bukan untuk mengejar malam, malam tiba bukan untuk mengejar siang. Siang dan malam datang silih berganti dan takkan pernah kembali lagi. Menanti adalah hal yang paling membosankan, apalagi jika menanti sesuatu yang tidak pasti. Sementara waktu berjalan terus dan usia semakin bertambah, namun satu pertanyaan yang selalu mengganggu "Kapan aku menikah??”

Resah dan gelisah kian menghantui hari-harinya. Manakala usia telah melewati kepala tiga, sementara jodoh tak kunjung datang. Apalagi jika melihat disekitarnya, semua teman-teman seusianya, bahkan yang lebih mudah darinya telah naik ke pelaminan atau sudah memiliki keturunan. Baginya, ini suatu kenyataan yang menyakitkan sekaligus membingungkan. Menyakitkan tatkala masyarakat memberinya gelar sebagai "bujang lapuk" atau"perawan tua" , "tidak laku".Membingungkan tatkala tidak ada yang mau peduli dan ambil pusing dengan masalah yang tengah dihadapinya.

Apalagi anggapan yang berkembang di kalangan wanita, bahwa semakin tua usia akan semakin sulit mendapatkan jodoh. Sehingga menambah keresahan dan mengikis rasa percaya diri. Sebagian wanita yang masih sendiri terkadang memilih mengurung diri dan hari-harinya dihabiskan dengan berandai-andai.

Ini adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri sebab hal ini bisa saja terjadi pada saudari kita, keponakan, sepupu atau keluarga kita. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini, tingginya batas mahar dan uang nikah yang ditetapkan. Hal ini banyak terjadi dinegeri kita -khususnya di daerah sulawesi-. Telah banyak kisah para pemuda yang sudah ingin sekali menikah, mundur dari lamarannya hanya karena tidak mampu menghadapi mahar yang ditetapkan. Setan pun mendapatkan celah untuk menggelincirkan anak-anak Adam sehingga melakukan perkara-perkara terlarang mulai dari kawin lari sampai pada perbuatan-perbuatan yang hina (zina), bahkan sampai menghamili sebagai solusi dari semua ini. Padahal agama yang mulia ini telah menjelaskan bahwa jangankan zina, mendekati saja diharamkan,

"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.". (QS. Al-Israa':32 )

Al-Allamah Muhammad bin Ali Asy-Syaukaniy-rahimahullah- berkata, "Di dalam larangan dari mendekati zina dengan cara melakukan pengantar-pengantarnya terdapat larangan dari zina –secara utama-, karena sarana menuju sesuatu, jika ia haram, maka tujuan tentunya haram menurut konteks hadits".[Lihat Fathul Qodir (3/319)]

Sesungguhnya islam adalah agama yang mudah; Allah I telah anugerahkan kepada manusia sebagai rahmat bagi mereka. Hal ini nampak jelas dari syari'at-syari'at dan aturan yang ada di dalamnya, dipenuhi dengan rahmat, kemurahan dan kemudahan. Allah I telah menegaskan di dalam kitab-Nya yang mulia,

"Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran Ini kepadamu agar kamu menjadi susah; Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)". (QS.Thohaa :1-3)

Allah berfirman

"Allah tidak menghendaki menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, supaya kalian bersyukur."(QS. : Al-Maidah: 6)

Namun sangat disayangkan kalau kemudahan ini, justru ditinggalkan. Malah mencari-cari sesuatu yang sukar dan susah sehingga memberikan dampak negatif dalam menghalangi kebanyakan orang untuk menikah, baik dari kalangan lelaki, maupun para wanita, dengan meninggikan harga uang pernikahan dan maharnya yang tak mampu dijangkau oleh orang yang datang melamar. Akhirnya seorang pria membujang selama bertahun-tahun lamanya, sebelum ia mendapatkan mahar yang dibebankan. Sehingga banyak menimbulkan berbagai macam kerusakan dan kejelekan, seperti menempuh jalan berpacaran. Padahal pacaran itu haram, karena ia adalah sarana menuju zina. Bahkan ada yang menempuh jalan yang lebih berbahaya, yaitu jalan zina !!

Di sisi yang lain, hal tersebut akan menjadikan pihak keluarga wanita menjadi kelompok materealistis dengan melihat sedikit banyaknya mahar atau uang nikah yang diberikan. Apabila maharnya melimpah ruah, maka merekapun menikahkannya dan mereka tidak melihat kepada akibatnya; orangnya jelek atau tidak yang penting mahar banyak !! Jika maharnya sedikit, merekapun menolak pernikahan, walaupun yang datang adalah seorang pria yang diridhoi agamanyadan akhlaknya serta memiliki kemampuan menghidupi istri dan anak-anaknya kelak. Padahal Rasulullah -Shollallahu 'alaihi wasallam-telah mamperingatkan,

"Jika datang seorang lelaki yang melamar anak gadismu, yang engkau ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah (musibah) dan kerusakan yang merata dimuka bumi "[HR.At-Tirmidziy dalam Kitab An-Nikah(1084 & 1085), dan Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah(1967). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1022)]

Jadi, yang terpenting dalam agama kita adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan sekedar kekayaan dan kemewahan. Sebuah rumah yang berhiaskan ketaqwaan dan kesholehan dari sepasang suami istri adalah modal surgawi, yang akan melahirkan kebahagian, kedamaian, kemuliaan, dan ketentraman. Namun sangat disayangkan sekali, realita yang terjadi di masyarakat kita, jauh dari apa yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Hanya karena perasaan "malu" dan "gengsi" hingga rela mengorbankan ketaatan kepada Allah; tidak merasa cukup dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan dalam syari'at-Nya. Mereka melonjakkan biaya nikah, dan mahar yang tidak dianjurkan di dalam agama yang mudah ini. Akhirnya pernikahan seakan menjadi komoditi yang mahal, sehingga menjadi penghalang bagi para pemuda untuk menyambut seruan Nabi -Shollallahu 'alaihi wasallam-

"Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang telah mampu, maka menikahlah, karena demikian (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa akan menjadi perisai baginya". [HR. Al-Bukhoriy (4778), dan Muslim (1400), Abu Dawud (2046), An-Nasa'iy (2246)]

Rasulullah -Shollallahu 'alaihi wasallam- telah menganjurkan umatnya untuk mempermudah dan jangan mempersulit dalam menerima lamaran dengan sabdanya,

"Diantara berkahnya seorang wanita, memudahkan urusan (nikah)nya, dan sedikit maharnya". [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (24651), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2739), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14135), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4095), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (3/158), Ath-Thobroniy dalam Ash-Shoghir (469). Di-hasan-kan Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami' (2231)]

Oleh karena itu, pernah seseorang datang kepada Nabi -Shollallahu 'alaihi wasallam- seraya berkata,"Sesungguhnya aku telah menikahi seorang wanita." Beliau bersabda, "Engkau menikahinya dengan mahar berapa?" orang ini berkata:"empat awaq (yaitu seratus enam puluh dirham)". Maka Nabi -Shollallahu 'alaihi wasallam- bersabda:

"Dengan empat awaq (160 dirham)? Seakan-akan engkau telah menggali perak dari sebagian gunung ini. Tidak ada pada kami sesuatu yang bisa kami berikan kepadamu. Tapi mudah-mudahan kami dapat mengutusmu dalam suatu utusan (penarik zakat) ; engkau bisa mendapatkan (empat awaq tersebut)". [HR, Muslim(1424)].

Al-Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syarof An-Nawawiy-rahimahullah- berkata tentang sabda Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam- yang kami huruf tebalkan, "Makna ucapan ini, dibencinya memperbanyak mahar hubungannya dengan kondisi calon suami".[Lihat Syarh Shohih Muslim (6/214)]

Perkara meninggikan mahar, dan mempersulit pemuda yang mau menikah, ini telah diingkari oleh Umar -radhiyallahu 'anhu-. Umar -radhiyallahu 'anhu- berkata,

"Ingatlah, jangan kalian berlebih-lebihan dalam memberikan mahar kepada wanita karena sesungguhnya jika hal itu adalah suatu kemuliaan di dunia dan ketaqwaan di akhirat, maka Nabi -Shollallahu 'alaihi wasallam- adalah orang yang palimg berhak dari kalian. Tidak pernah Nabi -Shollallahu 'alaihi wasallam- memberikan mahar kepada seorang wanitapun dari istri-istri beliau dan tidak pula diberi mahar seorang wanitapun dari putri-putri beliau lebih dari dua belas uqiyah (satu uqiyah sama dengan 40 dirham)" .[HR.Abu Dawud (2106), At-Tirmidzi(1114),Ibnu Majah(1887), Ahmad(I/40&48/no.285&340). Di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3204)]

Pernikahan memang memerlukan materi, namun itu bukanlah segala-galanya, karena agungnya pernikahan tidak bisa dibandingkan dengan materi. Janganlah hanya karena materi, menjadi penghalang bagi saudara kita untuk meraih kebaikan dengan menikah. Yang jelas ia adalah seorang calon suami yang taat beragama, dan mampu menghidupi keluarganyanya kelak. Sebab pernikahan bertujuan menyelamatkan manusia dari perilaku yang keji (zina), dan mengembangkan keturunan yang menegakkan tauhid di atas muka bumi ini.

Oleh karena itu, Rasulullah -Shollallahu 'alaihi wasallam- pernah bersabda,

"Ada tiga orang yang wajib bagi Allah untuk menolongnya: Orang yang berperang di jalan Allah, budak yang ingin membebaskan dirinya, dan orang menikah yang ingin menjaga kesucian diri". [HR. At-Tirmidziy (1655), An-Nasa'iy (3120 & 1655), Ibnu Majah (2518). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3089)]

Orang tua yang bijaksana tidak akan tentram hatinya sebelum ia menikahkan anaknya yang telah cukup usia. Karena itu adalah tanggung-jawab orang tua demi menyelamatkan masa depan anaknya. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran orang tua semua untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Ingatlah sabda Nabi -Shollallahu 'alaihi wasallam-

"Agama adalah mudah dan tidak seorangpun yang mempersulit dalam agama ini, kecuali ia akan terkalahkan". [HR. Al-Bukhary (39), dan An-Nasa'iy(5034)]

Rasulullah -Shollallahu 'alaihi wasallam- memerintahkan umatnya untuk menerapkan prinsip islam yang mulia ini dalam kehidupan mereka sebagaimana dalam sabda Beliau,

"permudahlah dan jangan kalian mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari". [HR.Al-Bukhary(69& 6125), dan Muslim(1734)]

Syaikh Al-Utsaimin-rahimahullah- berkata, "Kalau sekiranya manusia mencukupkan dengan mahar yang kecil, mereka saling tolong menolong dalam hal mahar(yakni tidak mempersulit) dan masing-masing orang melaksanakan masalah ini, niscaya masyarakat akan mendapatkan kebaikan yang banyak, kemudahan yang lapang, serta penjagaan yang besar, baik kaum lelaki maupun wanitanya".[Lihat Az-Zawaaj

Calon Anggota DPRD I Propinsi Banten