Senin, 01 Desember 2008

Mengapa kita membaca AlQuran meskipun kita tidak mengerti satupun artimya?

Why do we read Quraan, even if we can ' t understand a single Arabic
word ?


Mengapa kita membaca AlQuran meskipun kita tidak mengerti satupun
artinya ?

This is a beautiful story :

Ini suatu cerita yang indah :

An old American Muslim lived on a farm in the mount ai ns of eastern
Kentucky with his young grandson. Each morning Grandpa wakeup early sitting at the kitchen table reading his Quran.


Seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di
suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu
lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan
membaca Quran di meja makan di dapurnya.

His grandson wanted to be just like him and tried to imitate him in
every way he could. One day the grandson asked, "Grandpa! I try to
read the Qur ' an just like you but I don ' t understand it, and what
I do understand I forget as soon as I close the book. What good does
reading the Qur ' an do?"


Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba
untuk menirunya dalam cara apapun semampunya. Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur ' An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur' An?

The Grandfather quietly turned from putting coal in the stove and
replied, "Take this coal basket down to the river and bring me back a
basket of water."


Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di tungku pemanas sambil berkata , " Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan ai r."

The boy did as he was told, but all the water leaked out before he got
back to the house.


Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi
semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

The grandfather laughed and said, "You ' ll have to move a little
faster next time," and sent him back to the river with the basket to
try again. This time the boy ran faster, but again the basket was
empty before he returned home.


Kakek tertawa dan berkata, "L ain kali kamu harus melakukukannya
lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sung ai dengan
keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi
tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah.

Out of breath, he told his grandfather that it was impossible to carry
water in a basket, and he went to get a bucket instead. The old man said, "I don't want a bucket of water; I want a basket of water.

Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil
membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah bolong , maka
sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.

Sang kakek berkata, " Aku tidak mau satu ember air ; aku hanya mau
satu keranjang air.

You ' re just not trying hard enough," and he went out the door to
watch the boy try ag ai n. At this point, the boy knew it was
impossible, but he wanted to show his grandfather that even if he ran
as fast as he could, the water would Leak out before he got back to
the house.


Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu
untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali
bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek
nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan
bocor keluar sebelum ia samp ai ke rumah.

The boy ag ai n dipped the basket into river and ran hard, but when he
reached his grandfather the basket was ag ai n empty. Out of breathe,
he s ai d, "See Grandpa, it ' s useless!" "So you think it is useless?"

Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari
sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan
kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, "
Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?"

The old man said, "Look at the basket." The boy looked at the basket
and for the first time realized that the basket was different. It had
been transformed from a dirty old coal basket and was now clean,
inside and out.


Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat
ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa
keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari
keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. "

"Son, that ' s what happens when you read the Qur ' an. You mi ght
not understand or remember everything, but when you read it, you will
be changed, inside and out. That is the work of Allah in our lives.


"Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur ' An. Kamu
tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca
nya lagi, kamu akan berubah, didalam dan diluar dirimu .

Tidak ada komentar: